Air Cooled Syndicate
Racing Line

Panasnya Aspal Sirkuit tak mampu mematahkan asa Volkswagen Klasik

VW Motorsport sudah sangat melekat dengan para penggemar VW di dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Seperti ajang Drag Race, One Make Race, Slalom dan juga Sprint Rally.

Seperti di Sirkuit Sentul, sirkuit tersebut memiliki arti tersendiri bagi penggemar balapan di Indonesia, khususnya para penggemar Volkswagen. Gelaran One Make Race Volkswagen pun memiliki torehan yang sangat berkesan disana.

Yaa betul, 5-10 tahun kebelakang merupakan tahunnya Volkswagen Racing Association menyelenggarakan One Make Race VW di Sentul. Mulai dari kelas 1641cc hingga 2060cc kerap diadakan dua bulan sekali.

Tetapi mari kita lihat 15-20 tahun kebelakang, jauh sebelum gelaran di Sentul Sirkuit, One Make Race Volkswagen pernah bergulir pula di Sirkuit Ancol. Ada pula gelaran Drag Race di Kemayoran.

Drag Race pertama kalinya di Indonesia

vbc-ancol-kemayoran-aircooledsyndicate01Semua gelaran VW Motorsport di Indonesia berawal dari sebuah club Volkswagen di Jakarta, Volkswagen Beetle Club yang mengadakan Drag Race pertama kalinya di Indonesia. Ya betul anda tidak salah membaca, club Volkswagen di Jakarta yang berdiri tahun 1982 itu menjadi penyelenggaran pertama Event Drag Race di Indonesia tepatnya di trek Landasan Pacu ex. Lanud Kemayoran pada tahun 1989.

Semua itu berawal dari majalah-majalah VW luar negeri seperti VW Trends, Hot VW’s, yang pada saat itu marak membahas tentang Drag Race dimana saat itu Gene Berg lah yang sering dibahas pada trek balap lurus alias Drag race karena menurunkan VW Beetle 1967 Legend-nya.

Menurut penuturan Ario NS, selaku Ketua VBC saat ini, membeberkan sejarah Drag Race di Indonesia. Bahwa member VBC saat itu tahun 1989 diketuai oleh Adi Endjun tergerak untuk mengadakan gelaran Drag Race pertama kalinya di Indonesia atas gagasan member.

“Kalau di Amerika bisa bikin event Drag Race, mengapa kita tidak bisa?!!” ujar Ario NS menceritakan sejarah Drag Race tersebut.

Hingga akhirnya beberapa member VBC bergerak dan mencoba berdiskusi dengan Ikatan Motor Indonesia. Hingga akhirnya tahun 1989 itu terjadilah kesepakatan untuk menggelar Drag Race dengan seijin IMI. Pada saat itu Tinton Suprapto dan kakaknya Soeparto Soejatmo yang menjadi Marshal perlombaan.

Dengan peralatan yang serba minim, Tim Panitia mencoba mengaplikasikan segala kebutuhan Drag Race. Namun itu tidak menyurutkan semangat panitia untuk tetap mengadakan gelaran Drag Race ini.

whatsapp-image-2016-11-05-at-8-00-21-am“Pada saat itu alat lomba hanya Bendera start dan untuk menghitung waktu dengan Stopwatch.” ujar Ario NS. Namun dengan kesepakatan antara panitia dan peserta perlombaan pun berjalan dengan baik.

Kemudian setelah VBC beberapa kali mengadakan Drag Race, dan mendapatkan sambutan yang sangat ramai dari peserta, barulah beberapa Club VW di Indonesia turut menggelar Drag Race.

Salah satunya Volkswagen Club Malang yang mengadakan Drag Race di Lanud Abdul Rachman Saleh Malang. Dimulai dari event hari jadi VCM, hingga sering menggelar kejuaraan daerah, terbuka maupun nasional. Hingga akhirnya regulasi Drag Race di gunakan pada event-event Drag Race pihak lain. Dan Iwan Lemes pun menjadi advisor-nya. Dan pada saat itu pun peralatan masih termasuk minim, masih menggunakan bendera start dan stopwatch untuk menghitung waktu.

“Awalnya Drag Race di Malang ini diadakan sekaligus merayakan hari jadi Volkswagen Club Malang tahun 1993.”, ujar Iwan Lemes selaku penyelenggara pada saat itu.

Baru sekitar tahu 1994 atau 1995 masuk ke era Volkswagen Van Club mengadakan Drag Race di Kemayoran, peralatan pun sudah mulai memadai dengan Christmast Tree Light dan sensor digital. Terbukti beberapa kejuaraan daerah, nasional pun diadakan oleh VVC. Dan event tersebut pun terdaftar di kalender kegiatan IMI.

Tidak lupa gelaran Drag Race Piala Emas yang diselenggarapak oleh Independent Volkswagen Society atau IVS di tahun 1998. Turut memeriahkan hawa panas Drag Race di Indonesia. Beberapa kali piala emas perpindah tangan.

Ketika Drag Race semakin serius rekan-rekan VW memiliki peranan penting dalam mematangkan regulasi Kejurnas Drag Race IMI. Rekan VW ini lah yang membidani lahirnya Regulasi Resmi IMI tentang Drag Race. Dengan ujung tombak atau juru bicara Ono Mikono sebagai wakil VW di IMI.

Dahulu mesin rata-rata menggunakan mesin standar dengan mengandalkan kehebatan mekanik dalam meracik mesin kompetisi. Sehingga peserta cukup ramai pada setiap gelaran Drag Race. Namun setelah ramai dengan part/mesin kompetisi import dan canggih, peserta yang masih mengandalkan parts standar pun tidak dapat bersaing lagi. Yang berakibat mundurnya beberapa peserta di ajang Drag Race tersebut. Dan lebih memilih untuk ikut serta si event One Make Race, karena lebih menantang dan lebih menonjolkan skil pembalap dari pada mesin yang canggih.

Awal Mula OMR VW di Sirkuit Ancol

Selain Drag Race VBC pun pernah mengadakan One Make Race VW di Ancol. Penyelenggara utamanya itu adalah Chandra Alim (Calim) yang bekerjasama sengan ASDC (Aswin Safety Driving Club) berniat menggadakan OMR VW di Ancol dengan menggandeng VBC sebagai koordinator yang pada saat itu adalah Fobo yang menjadi wakil dari VBC.

“Saat itu VBC bukanlah bertindak sebaga panitia penyelenggara, namun masih sebagai koordinator dari VW”, ujar Fobo.

Bisa disebut seberti  Salahudin Rafasia, Harries Kampret, Ono Mikono, Sonny Soekarsono, alm. Boge dan lainnya terlibat dalam OMR VW di Ancol ini. Perlombaan pertamanya itu sekitar Desember 1989, di sirkuit Ancol. Namun pergelaran OMR VW ini tidak terlalu lama berjalan, sekitar dua atau tiga kali seri perlombaan yang diselenggarakan oleh panitia. Namun OMR VW di Ancol inilah yang merupakan cikal bakal OMR VW di Indonesia.

Setelah event balap Sirkuit Ancol digusur, dan arena balap pun berpindah ke Sirkuit Sentul. Bagaimana kisah OMR di Sentul?!! Tunggu Kisah selanjutnya dari arena balap Volkswagen Indonesia di artikel selanjutnya.

photo courtesy: VBC, VRA, Kadal Balap.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Language Switcher »