Kumis yang satu ini salah satu kumis yang telah lama malang melintang di Indonesia. Dan merupakan kumis yang memiliki bodi cukup baik di kelasnya.
Kumis itu bernama Si Mbah, julukan buat VW Type 2 T2A atau biasa disebut Low Light Early Bay Window atau di Indonesia disebut Kombi Kumis. Kombi yang memiliki perawakan besar pun ditunjang oleh pemilik yang meberperawakan besar pula.
Rudi Hestiarso atau lebih dikenal dengan panggilan bigRUD bukanlan seorang kapitan, karena tidak mempunyai pedang panjang. Tetapi seorang penggemar VW yang sudah cukup dikenal di perVWan di Indonesia.
Untuk mendapatkan VW Microbus ini bigRUD harus melalui proses perjuangan yang cukup sulit. Ia merayu pemilik sebelumnya selama 6 bulan lebih. Hampir setiap minggu, bigRUD pulang pergi ke Bandung hanya untuk menengok dan merayu agar VW Microbusnya itu di jual kepadanya. Namun akhirnya pada tahun 2008 akhirnya VW Microbus itu rela dijual kepada bigRUD.
Setelah itu Si Mbah selalu setia menemani Touring dalam kota, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan baik bersama VICC (Volkswagen Indonesia Cyber Community), VW Bekasi ataupun single touring tanpa kendala berarti. Naik turun gunung jalur selatan Jawa, merasakan tanjakan di daerah Magelang, Temanggung hingga Wonosobo juga rute yang tidak terhitung antara Bekasi – Semarang – Blora pulang pergi.
Sampai akhirnya pada tahun 2010 Si Mbah mulai masuk bengkel untuk melakukan restorasi, proses restorasipun termasuk lama yaitu hampir 3 tahun, karena bigRUD sambil mengumpulkan spare parts dan aksesoris selama 2 tahun. Tak tanggung-tanggung, ia mencari referensi dari Stiftung Auto Museum Volkswagen sebagai bahan restorasi.
BigRUD melakukan restorasi pada bodi mengikuti bentuk standar seperti VW Microbus 1969 pada umumnya yang baru keluar dari pabrik. Kemudian untuk interior pun ia usahakan sebaik mungkin mengikuti model orisinilnya. Selain itu klasik RPM Meter MAllory menempel disamping Speedometer.
Dibagian mesin bigRUD cukup memasang mesin 1641cc full balance, dengan full flow oil filter, kruk-as dari scat 69 counterweight, kemudian piston set menggunakan Mahle 87.86mm, Cam Engle 110, Cylinder Head Street Eliminator (KW2), tidak lupa Scat Lube A Lube Filter, dan pasokan bensin menggunakan Four Barrel Weber IDF 40mm.
Restorasi tersebut itu dirasakan sudak cukup untuk SI Mbah, dan setelah itu akhirnya Si Mbah pun dapat kembali mengaspal. Walaupun memiliki hasil restorasi yang baik, bidRUD tidak pernah tertarik untuk mengikuti kontes. “Si Mbah tidak pernah ikutan kontes, karena bagi saya Si Mbah tidak perlu pengakuan dari siapapun, institusi atau organisasi. Si Mbah adalah VW yang terbaik dimanapun, karena hanya saya yang punya.” ujar bigRUD sambil tersenyum simpul.
Bagi penggemar VW, VW bisa jadi merupakan pasangan hidup. Semoga Si Mbah akan tetap menjadi pasangan hidup bigRUD hingga akhir hayat.