Seperti sebuah cerita di film-film box office, cerita ini berawal dari sebuah junkyard di kawasan Jakarta.Sebuah mobil VW yang ditemukan oleh Wiwit Witjaksono ini adalah Volkswagen Typ17 – Golf Mk1 produksi tahun 1977. Sebuah rongsokan besi tua berkarat, tanpa ban, tanpa mesin, tanpa jok, dan mesin yang terurai merupakan sebuah pemandangan yang menghawatirkan dan kurang enak dilihat. Namun rongsokan itulah yang diperlukan oleh Gregorius Bima Bathara selaku pemilik dan pembalap yang dimanageri oleh Wiwit.
Dengan modal panel yang masih berfungsi dengan baik dan surat BPKB yang lengkap, dirasakan cukup untuk membawa rongsokan tersebut ke bengkel DnD di Bandung. Proses restorasi pun berjalan tidak cukup lama, 8 bulan saja waktu yang diperlukan oleh Thara untuk memperbaiki VW Golf ini sehingga layak dan sehat untuk digunakan membalap.
Dikarenakan kebutuhan VW ini untuk membalap, maka kabin mesin pun ia sematkan mesin Honda ZC-D16. Mesin yang biasa digunakan di Honda Civic ini di modifikasi menggunakan Cam dari CAMFROG, 4 barrer Webber DCOE 45mm. Kemudian untuk memaksimalkan proses pendinginan digunakan Water Cooling system milik Cherokee, 2way Limited Slip Differential untuk meminimalisir slip, big FG, e-Fuel Pump untuk memaksimalkan pasokan bensin ke karburator. Dan dibantu sistem pengapian dari MSD tipe 6AL.
Pada bagian interior, cukup disematkan rollbar 6 titik, Sparco Bucket Seat memberikan kenyamanan duduk. Lalu pedal set dari Sparco, 4 titik Safety Belt ukuran 3 inci memberikan keamanan pengendara. Dibagian dashboard terpasang stir dari Sabelt, DEFI meter, DEFI Tachometer, AIM laps Timing dan demi menunjang kecepatan operasional gearbox dipasang Quick Shifter buatan sendiri.
Pada bagian roda dipasang BBS Classic dengan lebar 8 inci depan belakang, Spoiler belakang dari Zender dan lampu rem Hella yang terpasang di kaca belakang. Suspensi pun dipasang 2 way STD Racing dibantu oleh sistem pengereman depan dari Nissan NISMO, dan belakang dari BMW. Kaki-kaki depan di topang oleh sistem kaki-kaki dari Toyota dan diperkuat menggunakan strut-bar dan bagian belakang menggunakan Adjustable arm tension bar.
“Perubahan tersebut cukup untuk ikut terjun di arean balap kelas Super Retro.”, ujar Thara yang ketertarikan pada VWnya itu ditularkan dari ayahnya yang memiliki Beetle 1302 tahun ’72 dan Beetle 1500 tahun ’67. Namun Thara baru mulai menggeluti VW sejak tahun 1995, ketika melihat gelaran One Make Race VW di Sentul International Circuit.
Golfie baru mengikuti 5 kali race kelas Super Retro di Sentul, waktu terbaiknya 2:02. Namun dikarenakan kesibukan diarena balap lain, Thara belum memaksimalkan Golfie untuk dapat bersaing di sirkuit. Mudah-mudahan dimasa yang akan datang Golfie dapat kembali turun Race di Sentul.
photo courtesy: Chonky & Thara.