Porsche SL atau Super Leicht yang artinya Super Ringan, idenya itu adalah membuat mobil balap Porsche menjadi ringan, handling mudah, dengan mesin belakang dan penggerak roda belakang. Mobil dua pintu yang tersedia dalam dua pilihan coupe atau cabriolet untuk dapat bertarung di balapan LeMans 24 jam.
The History
Porsche 356 adalah mobil sport yang pertama kali diproduksi oleh perusahaan Austria Porsche Konstruktionen GesmbH (1948–1949), dan kemudian dilanjutkan oleh perusahaan Jerman Dr. Ing. h. c. F. Porsche GmbH (1950–1965). Itu adalah mobil produksi pertama Porsche. Mobil sebelumnya yang dirancang oleh perusahaan Austria termasuk mobil balap Cisitalia Grand Prix, Volkswagen Beetle, dan mobil Auto Union Grand Prix.
Pada Le Mans 24 Hours 1951, Porsche adalah pabrikan Jerman pertama dan satu-satunya yang bersaing. Porsche menggunakan 356 SL (Sport Light) “Gmünd-Coupe” dengan bodi aluminium yang ramping dan roda yang tertutup. Debutnya sukses besar: Veuillet dan temannya Edmond Mouche memenangkan kelas 751 hingga 1100 cc dan menerima 20 bendera finish.
Beberapa Porsche 356 dipreteli beratnya, dan dimodifikasi agar memiliki kinerja dan penanganan yang lebih baik untuk balapan ini. Beberapa contoh penting termasuk Porsche 356 SL, dan Porsche 356 A Carrera GT.
The Re-Creation
Hampir 50 tahun kemudian di Indonesia tepatnya di pulau Bali, hadir builder Porsche 356 yang menghadirkan “Re-Creation of Porsche 356SL” berbasis VW Klasik. Builder itu bernama Pudji Handoko, ia memiliki pengalaman hobi di VW dan desain interior VW lebih dari 30 tahun lalu.
Re-Creation ini berawal dari impiannya melihat builder luar negeri membuat ulang Aston Martin hingga Jaguar. Pudji Handoko terpikirkan untuk membuat ulang Porsche 356, khususnya model SL (Super Leicht) berbahan dasar Aluminium.
Berbahan dasar rangka VW klasik, blueprint Porsche 356, dan juga mereka-ulang dari fisik Porsche 356 mereka mulai pembangunan Porsche ini. Menurut Pudji, rangka asli VW dibuat lebih lebar dan dipotong menyesuaikan jarak sumbu roda Porsche. Lalu pembuatan bodi dari bahan aluminium dilakukan bertahap mulai dari mereka-ulang dari fisik Porsche dan penghitungan ulang dari blueprint Porsche 356.
Akhirnya setelah melalui kurang lebih 4000 jam kerja, pada September 2020 ini Pudji Handoko dan timnya berhasil meluncurkan Porsche 356SL Handmade in Bali, Indonesia.
“Sebetulnya Re-Creation Porsche 356 SL ini masih jauh dari sempurna, saya masih akan memeriksa setiap bagian detil dan merapikan kembali agar dapat menjadi 100% mendekati sempurna.” ujar Pudji Handoko pada sesi tanya jawab yang kami lalukan di WhatsApp Chat.
Menurutnya next project yang sudah berjalan beberapa unit ini tidak lagi menggunakan rangka VW, namun akan membuat rangka “handmade” namun akan tetap menggunakan kaki-kaki depan dan belakang milik VW klasik.
Diakhir obrolan, saya mendapatkan bisikan, kalau Porsche 356SL pertama hasilnya ini telah terjual dengan angka yang saya rasa layak untuk hasil jerih payah Pudji Handoko dan tim.
Ada sedikit cerita menggelitik, Pudji sendiri belum memberikan nama pada Workshop Porsche 356 SL nya ini. Namun itu bukanlah masalah, yang terpenting menurut ia adalah hasilnya telah terbukti walau belum 100% sempurna.
Baik!! Semoga unit-unit selanjutnya dapat segera mengaspal baik di Indonesia ataupun di negara lain. Sukses selalu!!