Air Cooled Syndicate
Old Story

1952 Tempo Matador 1400 Barnfind

Hingga akhirnya saya kembali ke arah pantai dan di halaman belakang sebelah bangunan tersebut ada orang yang sedang membersihkan halaman. Setalah saya tanya, ia menginformasikan bahwa pemiliknya itu memiliki toko di daerah pasar Tanjung Pandan. Bapak tersebut memberi tahu bahwa nama tokonya kalau tidak salah itu Toko Surya.

Tidak menanti lama, saya segera menuju Pasar Tanjung Pandan dan mencari Toko Surya sesuai arahan. Namun ternyata setelah beberapa kali berputar disana, saya tidak menemukan Toko Surya. Lalu saya mencoba mencari dengan berjalan kaki dan akhirnya menemukan Hotel Surya. Saya coba untuk menghampiri dan bertanya, ternyata pemilik Hotel Surya bukanlah pemilik dari bangunan yang berada di pinggir pantai tersebut.

Saya diarahkan untuk bertanya kepada petugas parkir dan ternyata petugas parkir mengetahui siapa pemilik bangunan tersebut. Yaitu keluarga pemilik toko Elektronik tidak jauh dari tempat ia bertugas. Dan saya segera menghampiri toko tersebut dan saya diarahkan untuk masuk ke gang kecil disebelahnya apabila ingin menemui pemilik Tempo Matador itu.

Dan akhirnya saya bertemu dengan Ibu Theresia keluarga pemilik mobil Tempo Matador tersebut. Lalu kami berbincang mengenai mobil Tempo Matador tersebut. Ibu Theresia bercerita kalau mobil tersebut merupakan warisan dari kakek keluarganya. Kakeknya sendiri bernama Ong Kim Thong, seorang pedagang yang berdagang sering bolak-balik berlayar dari Belitung ke Singapura. Dari Indonesia ia membawa rempah-rempah untuk dijual di Singapura dan ia kembali membawa macam-macam barang seperti kain untuk dijual di Belitung. Nama Toko beliau adalah Tay Hin Hoo, yang saat ini keluarga menggunakan Toko Aneka sebagai nama tokonya.

Nama pertama Toko masih tetap dipajang di dalam Toko Elektronik Aneka

“Mobil ini sudah dimiliki keluarga Ong Kim Thong sejak akhir tahun 50-an. Dan sering digunakan sebagai alat transportasi berdagang ke Belitung Timur dan sekitarnya. Biasa mobil ini beliau gunakan untuk membawa kain dan kembali membawa rempah-rempah.” ujar Ibu Theresia.

Setelah berbincang lama, saya harus pulang dengan tangan hampa. Karena mobil tersebut tidak berencana untuk dijual oleh keluarganya dan rencana akan dibangun kembali untuk mengingat mendiang kakek Ong Kim Thong. Namun saya tidak patah semangat, sebelum pulang saya tinggalkan nomor telepon saya dengan pesan apabila mobil ada rencana akan dijual, mohon hubungi saya.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Language Switcher »